Cara Menutup Presentasi yang Baik dan Berkesan

Cara Menutup Presentasi yang Baik dan Berkesan

Dale Carnegie dalam buku Stand And Deliver menjelaskan bahwa membuka presentasi adalah bagian terpenting dalam membangun hubungan dengan audiens selama waktu yang akan mereka habiskan dengan mendengarkan.

Tetapi penutup harapannya, adalah sesuatu yang akan mereka ingat selamanya.

Sering kali saya melihat para presenter pemula menutup presentasi dengan cara yang salah.

Berikut ini adalah dua kesalahan yang sering mereka lakukan.

 1. Menutup presentasi dengan meminta maaf

Contohnya seperti ini.

Demikianlah beberapa hal yang bisa saya sampaikan, sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada hadirin sekalian, apabila di dalam penyampaian tadi mungkin ada kesalahan kata, atau beberapa pernyataan yang menyinggung hadirin sekalian. Saya ini hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan”.

Ini adalah contoh penutupan yang harus Anda hindari.

2. Menutup presentasi dengan kalimat yang kelewat panjang

Harapan besar dari sebuah penutupan yang cemerlang adalah audiens mengingat poin kunci Anda selama-lamanya. Sayangnya hal itu sering dikacaukan  dengan kalimat penutup yang kelewat panjang yang akhirnya membuat audiens Anda bingung dan mengaburkan pesan yang disampaikan.

Jika Anda melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan oleh banyak orang, maka audiens akan sulit mengingat pesan utama Anda. Mereka tidak akan terkesan dengan apa yang sudah Anda sampaikan. Kalau presentasi Anda bertujuan untuk mengajak audiens untuk melakukan sesuatu, maka mereka tidak akan melakukan itu.

Karena itulah jika Anda masih menutup presentasi dengan cara-cara yang tidak disarankan. Mulai hari ini Anda harus segera mengubahnya. Anda harus membuat penutupan presentasi Anda lebih baik, penutupan yang mudah diingat dan berkesan juat bagi audiens Anda.

Dan kabar gembiranya itu tidak sulit dilakukan.

Pada kesempatan ini saya akan tunjukkan 3 cara sudah terbukti efektif untuk menutup presentasi yang baik dan berkesan yang nantinya langsung bisa Anda coba untuk presentasi Anda berikutnya.

Di jamin jika Anda mau menerapkan cara-cara yang akan saya tunjukkan ini penutupan presentasi Anda berikutnya akan berbeda dari sebelumnya.

Apa saja cara-cara tersebut?

Silakan Anda baca ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Merangkum pesan utama

Merangkum pesan utama presentasi adalah cara yang baik untuk menutup presentasi. Terlebih jika presentasi yang kita sampaikan memiliki pembahasan yang banyak dan kita sampaikan dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian audiens akan mengingat poin penting isi presentasi yang Anda sampaikan.

Di sini Anda harus memudahkan audiens untuk melihat kembali esensi dari apa yang sudah Anda sampaikan dengan merangkumnya ke dalam poin-poin sederhana.

Contoh.

“ Jadi hadirin sekalian, setelah Anda melihat bagamaina cara membangun personal brand. Anda tiga poin kunci yang perlu Anda ingat.

Pertama, membangun personal brand penting bagi siapa saja yang ingin mendapatkan kepercayaan, pengakuan dan kesuksesan dalam penjualan

Kedua, personal brand sangat dipengaruhi oleh passion, integitas dan keahlian Anda

Ketiga, membangun personal brand dapat Anda lakukan melalui tiga cara yaitu membuat blog, bergabung dengan orang yang memiliki personal brand kuat dan membuat buku”.

Anda tidak perlu perlu ragu dengan cara ini, percayalah cara ini akan membantu audiens mengingat poin utama presentasi Anda dengan baik.

Cara ini juga digunakan presenter kelas dunia untuk menutup presentasi mereka. salah satunya adalah Dan Pink dalam presentasinya di TED Global 2009 dengan judul “The Puzzle Of Motivation”.

Silakan Anda simak video presentasinya di bawah ini.

Dalam presentasi Dan Pink di atas berikut ini adalah kalimat penutup yang ia gunakan.

“Ijinkan saya menyelesaikan.Ada kesenjangan antara pengetahuan ilmiah dan perilaku dunia usaha. Dan inilah yang diketahui secara ilmiah.

Pertama, bentuk penghargaan abad ke 20, motivator ekstrinsik berupa insentif malah mempersempit fokus dan memusatkan kerja otak. Kedua, hadiah-hadiah seringkali menghancurkan kreativitas. Ketiga, rahasia dari prestasi tinggi bukanlah hadiah dan hukuman, tapi motivasi dari dalam yang tidak terlihat’.

Setelah menyimpulkan kemudian ia melengkapinya dengan sebuah pernyataan yang menegaskan bahwa jika kita dapat melewati ideologi malas dan ideologi hadiah dan hukuman kita bisa menguatkan dunia usaha kita, kita bisa memecahkan banyak macam teka-teki lilin, dan kita bisa mengubah dunia.

Dengan rangkuman seperti di atas, maka audiens akan mudah mengingat esensi dari isi presentasi. Sehingga mereka punya sesuatu yang bisa mereka ingat dan mereka bawa pulang.

2. Menggunakan Kutipan

Menggunakan  kutipan juga merupakan saran yang tepat dan kuat untuk menutup presentasi. Dengan catatan  kutipan yang Anda gunakan relevan dengan topik presentasi yang Anda sampaikan.

Contoh:

Anda melakukan presentasi tentang “ Sukses Meraih Impian” maka Anda bisa menutup presentasi Anda dengan kutipan berikut ini:

“Sebagai penutup saya ingin mengutip pernyataan dari Walt Disney. Ia mengatakan ”Semua impian pasti bisa Anda wujudkan jika Anda memiliki keberanian untuk mengejar mereka. Artinya, jika Anda punya impian maka genggam impian tersebut, yakini dan kejar. Percayalah bahwa impian Anda pasti bisa Anda wujudkan.”

Anda juga tidak perlu ragu menggunakan cara ini, karena presenter kelas dunia pun menggunakannya. Salah satunya adalah Sir Ken Robinson dalam presentasinya di TED Talk Education 2013 berjudul How To Escape Education’s Death Valley.

Silakan Anda simak video presentasinya di bawah ini.

Dalam presentasi Sir Ken Robinson di atas berikut ini adalah kalimat penutup yang ia gunakan.

“Ada sebuah kutipan yang indah dari Benjamin Franklin.

“Ada tiga jenis orang di dunia ini: Orang-orang yang tak bisa digerakkan, orang yang tidak mengerti dan tidak mau mengerti, tidak akan melakukan apapun untuk berubah.

Lalu ada orang yang dapat digerakkan, orang-orang yang melihat kebutuhan akan perubahan dan siap mendengarkan perubahan.

Lalu ada orang-orang yang bergerak, orang-orang yang mewujudkan banyak hal.” Dan jika kita bisa menyokong lebih banyak orang, akan terjadi pergerakan.

Dan bila pergerakan ini cukup kuat, itulah, dalam arti yang sebenar-benarnya: revolusi. Itulah yang kita butuhkan.”

3. Ajakan untuk bertindak

Dalam banyak presentasi yang pernah saya ikuti, sangat jarang saya melihat presenter mengajak audiens untuk melakukan tindakan di sesi akhir presentasi mereka. Padahal mengajak audiens untuk bertindak adalah satu cara yang paling persuasif di akhir presentasi untuk mempengaruhi audiens.

Anda harus tahu audiens yang datang dalam presentasi telang meluangkan waktu mereka untuk mendengarkan kita. Mereka datang karena ingin meningkatkan pengetahuan mereka, meningkatkan keterampilan mereka, mendapatkan solusi terbaik untuk kehidupan mereka.

Jadi, pastikan Anda memberitahu mereka apa yang harus dilakukan dan bagaimana menggunakan informasi yang mereka peroleh dari presentasi Anda.

Contoh:

Anda adalah seorang praktisi pendidikan yang berbicara tentang “Pentingnya peran orang tua dalam kesuksesan anak di masa depan”

Maka kita bisa menutup dengan kalimat ajakan seperti ini:

“Mulai hari ini mari kita didik anak-anak kita dengan baik. Supaya mereka bisa meraih masa depan yang mereka inginkan . Kita mungkin tidak akan melihat masa depan tersebut tapi mereka akan melihatnya. Dan tugas kita adalah membantu mereka untuk berbuat sesuatu akan masa depan itu”.

Contoh lain juga bisa Anda dalam presentasi yang disampaikan oleh presenter kelas dunia berikut ini.

Presentasi di atas disampaikan oleh Amy Cuddy dalam presentasinya di TED global 2012 berjudul Body Language Shapes Who You Are. Ia menutup presentasi dengan kalimat ajakan seperti dibawah ini.

“Jadi saya ingin meminta Anda, untuk mencoba pose kekuatan dan juga saya ingin meminta Anda untuk membagikan ilmu ini, karena ini sederhana.

Saya tidak punya kepentingan pribadi dalam hal ini.

Berikan. Bagikan dengan orang-orang, karena orang yang dapat paling banyak dapat menggunakannya adalah tanpa sumber daya dan tanpa teknologi dan tanpa status dan tanpa kekuatan.

Berikan kepada mereka karena mereka dapat melakukannya diam-diam.

Mereka hanya perlu tubuh mereka, sedikit keleluasaan pribadi, dan dua menit, dan ini secara signifikan dapat meningkatkan pencapaian dalam hidup mereka.

Terima kasih”

Jika ajakan untuk bertindak bisa Anda sampaikan dengan jelas dan meyakinkan, maka audiens akan ingat hal itu, mereka akan mengetahui apa yang harus dilakukan setelah presentasi berakhir dan ini bisa menciptakan kesan yang mendalam buat mereka.

4. Menyampaikan Pernyataan Inspiratif

Selain cara di atas Anda juga dapat menutup presentasi Anda dengan sebuah pernyataan inspiratif yang Anda buat sendiri. Pernyataan ini selain berfungsi sebagai bentuk pernyataan penutup yang menggambar isi presentasi juga sebagai bentuk otoritas Anda.

Sebagai contoh berikut adalah pernyataan yang saya buat untuk presentasi dengan judul Sukses Meraih Impian yang pernah saya bawakan.

“Semua orang yang berhasil di dunia ini adalah orang-orang yang percaya dengan kekuatan impian mereka. Tidak sekedar percaya tapi mereka juga merencanakan bagaimana mencapai impian tersebut. Kemudian mau mendorong diri mereka untuk mau taka action menjalankan semua rencana untuk menjemput impian yang mereka dambakan.

Jadi yakinlah, setinggi apapun impian Anda, jika Anda memiliki rencana yang masuk akal, mau take action semua impian pasti dapat Anda wujudkan. Saya sudah membuktikannya, banyak orang diluar sana juga sudah membuktikannya, dan sekarang adalah giliran Anda.”

Dengan menutup presentasi Anda dengan sebuah pernyataan inspiratif yang Anda sampaikan dengan kuat, ini akan mampu menginspirasi audiens Anda dan membuat penutupan Anda memiliki kesan mendalam.

Kesimpulan

Demikianlah cara menutup presentasi dengan baik dan berkesan. Saya ingatkan lagi tiga cara tersebut adalah:

  • Merangkum pesan utama
  • Menggunakan kutipan
  • Menyampaikan ajakan untuk bertindak
  • Menyampaikan pernyataan inspiratif

Untuk beberapa kasus Anda boleh menggunakan lebih dari cara untuk presentasi Anda.

Tapi perlu saya tegaskan juga bahwa penutup presentasi yang efektif dan penuh makna, tidak terwujud dengan begitu saja. Tapi ia melalui sebuah proses dan pemikiran yang matang.

Para presenter hebat selalu merencanakan penutupan mereka dengan sangat cermat. Mereka menuliskannya, mengedit sampai mereka yakin bahwa kalimat penutupan yang mereka buat benar-benar baik.

Mereka tidak sekedar membaca dan menghafal, tapi mereka benar-benar menghayati penutupan tersebut. Supaya mereka dapat menyampaikannya dengan penuh antusias di hadapan audiens.

Anda perlu menerapkan petunjuk ini. Anda harus mulai menulis kata-kata penutup yang akan Anda sampaikan. Gunakan kata-kata pilihan, bisa dari pengalaman hidup, pendapat para ahli, atau yang lain.

Tapi tidak sampai disitu saja Anda juga harus melatih kata-kata tersebut, sehingga Anda dapat menguji sampai di mana kata-kata tersebut bisa Anda sampaikan dengan penuh antusias kepada audiens.

Bagaimana menurut Anda?

Photo Credit: Tobias Toft

Photo Credit:  Official GDC

16 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *