Dalam ulasan ini kita akan belajar bagaimana menampilkan presentasi yang efektif, fun namun tetap powerfull dari Ken Robinson. Ken Robinson adalah Seorang pemimpin budaya visioner, Sir Ken memimpin 1.998 komite penasihat pemerintah Inggris pada pendidikan kreatif dan budaya, penyelidikan besar-besaran ke pentingnya kreativitas dalam sistem pendidikan dan ekonomi.
Dan video presentasi pendidikan yang akan kami ulas di sini adalah salah satu video yang paling banyak menyita perhatian banyak orang diseluruh penjuru dunia. Anda tidak hanya akan belajar tentang bagaimana menampilkan presentasi, tapi Anda juga akan belajar bagaimana seharusnya mendidik anak-anak kita di sekolah.
Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda simak video berikut dan perhatikan penjelasan Analisisnya.
Analisis Video Presentasi Ken Robinson
Struktur:
Pembukaan
Good morning. How are you? It’s been great, hasn’t it? I’ve been blown away by the whole thing. In fact, I’m leaving.
Selamat pagi. Apa kabar? Semuanya hebat, bukan? Saya sangat terpukau dengan acara ini seluruhnya. Sebenarnya, saya akan pergi.
Itulah kalimat pertama yang disampaikan oleh Ken Robinson, kalimat di atas diatas mengandung dua unsur. Pertama, penghargaan terhadap audiens, dan kedua, sebagai pencair suasana. Itu terbukti saat dia menyampaikan “sebenarnya saya akan pergi”.Hal ini langsung membuat suasana cair. Hal itu terbukti dengan tawa dari para audiens.
Kemudian dia melanjutkannya dengan menghubungkan pengalaman selama konferensi dengan topik yang akan disampaikan. Dia menyampaikan selama konferensi (pengalaman Ken Robinson selama menghadiri konferensi) ada tiga hal yang berhubungan dengan apa yang dia sampaikan. Pertama, bukti luar biasa dari kreativitas manusia di semua presentasi yang ditampilkan dalam konferensi. Kedua adalah kita diletakkan pada suatu tempat di mana kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Ketiga, kita semua setuju, pada kapasitas luar biasa yang dimiliki anak-anak yaitu kapasitas mereka berinovasi.
Setelah dia menyampaikan ketiga pengalaman tersebut dia melanjutkan dengan menjelaskan dengan mengatakan kalimat:
And my contention is, all kids have tremendous talents. And we squander them, pretty ruthlessly. So I want to talk about education and I want to talk about creativity. My contention is that creativity now is as important in education as literacy, and we should treat it with the same status.
Dan anggapan saya adalah, semua anak-anak memiliki bakat yang sangat besar. Dan kita menyia-nyiakan mereka, semena-mena. Jadi saya ingin berbicara mengenai pendidikan dan saya ingin berbicara mengenai kreativitas. Anggapan saya adalah kreativitas sekarang memiliki kepentingan yang sama dengan kemampuan bahasa dalam pendidikan, dan kita harus memperlakukannya dengan status yang sama.
Pernyataan di atas menegaskan bahwa anak-anak memiliki bakat yang luar biasa, dan inilah yang menjadi dasar dan landasan terhadap topik yang disampaikan.
Setelah mendapatkan tepuk tangan dari audiens, dia mengatakan kalimat:
That was it, by the way. Thank you very much. So, 15 minutes left. (Laughter) Well, I was born … no. (Laughter)
Terima kasih. Hanya itu saja, sebenarnya. Terima kasih banyak ( tawa) Jadi, masih ada 15 menit lagi. Saya lahir – bukan (tawa)
Coba Anda perhatikan di sini dia menggunakan humor begitu baik, dengan sedikit jeda disela-sela kalimat. Ini menjadikan humor sangat efektif.
Pembahasan
Dia mengawali pembahasannya dengan dua cerita. Pertama tentang anak yang menggambar Tuhan, yang kedua tentang anak Ken yang berperan sebagai Yoseph. Kemudian dia menghubungkan kedua cerita tersebut. Dia mengatakan “Yang menjadi persamaan dari hal-hal tersebut adalah anak-anak akan mengambil kesempatan. Jika mereka tidak tahu, mereka akan terus maju. Mereka tidak pernah takut salah.”
Kemudian dia membuat penegasan dengan mengatakan kalimat:
What we do know is, if you’re not prepared to be wrong, you’ll never come up with anything original if you’re not prepared to be wrong. And by the time they get to be adults, most kids have lost that capacity. frightened of being wrong.
Yang kita ketahui adalah, jika anda tidak siap untuk salah, anda tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang orisinil. Jika anda tidak siap untuk salah. Dan pada saat mereka menjadi dewasa, kebanyakan anak-anak telah kehilangan kapasitas tersebut. Mereka menjadi takut untuk salah.
Kemudian dia melanjutkan dengan menyampaikan kesalahan yang dilakukan oleh institusi pendidikan yang menganggap buruk kesalahan. Kemudian dia mengutip pendapat Picaso. Dia mengatakan
Picasso once said this; he said that all children are born artists.
The problem is to remain an artist as we grow up. I believe this passionately, that we don’t grow into creativity, we grow out of it. Or rather, we get educated out if it. So why is this?
Picaso pernah berkata: dia berkata bahwa semua anak-anak terlahir sebagai artis.
Permasalahannya adalah bagaimana kita bisa tetap sebagai artis selama kita tumbuh. Saya percaya akan hal ini sepenuhnya: Kita tidak tumbuh ke dalam kreativitas, kita tumbuh keluar dari kreativitas. Tepatnya, kita terdidik keluar dari kreativitas. Jadi mengapa hal ini terjadi?
Kemudian dia melanjutkan dengan cerita kepindahan dirinya dengan keluarga pindah Los Angeles. Selama pindah ke Amerika dan selama berkeliling dia melihat adanya kesamaan tentang sistem pendidikan. Sistem pendidikan memiliki hierarki yang sama. Matematika dan bahasa selalu menempati urutan teratas, kemudian kemanusiaan dan yang paling bawah adalah seni. Untuk seni sendiri biasanya seni rupa dan musik mendapat status yang tinggi lalu seni peran dan menari. Dia juga mengatakan bahwa tidak ada satu pun sistem pendidikan di planet ini yang mengajarkan menari untuk anak-anaknya sebagaimana kita mengajarkan matematika. Kemudian dia mengajukan pertanyaan retorikal “kenapa? Kenapa tidak? Menurutnya menari cukup penting sama halnya dengan matematika. Dia juga mengatakan bahwa sesungguhnya pada saat anak-anak bertumbuh dewasa, kita mulai mengajarkan mereka secara progresif dari pinggang ke atas. Dan kemudian kita memfokuskan pada kepala mereka. Dan sedikit ke satu sisi.
Kemudian dia mengajak audiens berpikir dengan mengajukan beberapa pertanyaan retorikal kepada audiens. Yang pada intinya semua orang percaya bahwa tujuan pendidikan publik di seluruh dunia ini adalah untuk menghasilkan profesor universitas. Dia menjelaskan bahwa seharusnya profesor tidak dijadikan ukuran puncak pencapaian manusia. Dia juga mengatakan sebagian besar profesor (pada umumnya) mereka hidup di dalam kepada mereka.
Kemudian dia menjelaskan tentang sistem pendidikan yang dilandasi kemampuan akademis. Sebenarnya sistem pendidikan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan industrialisasi. Hierarki yang terjadi muncul didasari dua ide. Pertama, subjek yang paling berguna untuk pekerjaan berada di urutan teratas. Jadi kita diarahkan menjauhi hal-hal tertentu di sekolah pada waktu anda masih kecil, hal-hal yang anda sukai, dengan dasar bahwa anda nantinya tidak akan mendapatkan pekerjaan dengan hal-hal tersebut. Kedua, Dan ide yang kedua adalah kemampuan akademis, yang telah mendominasi cara pandang kita akan kecerdasan, karena universitas mendesain sistem dengan citra mereka.
Dia juga menegaskan dalam ungkapan berikutnya bahwa kita harus mulai merubah cara pandang kita terhadap kecerdasan. Kecerdasan itu beragam, kecerdasan itu dinamis dan kecerdasan itu istimewa. Dia juga mengutip sebuah pendapat dari Jonas Salk.
“Jika semua serangga hilang dari bumi, dalam 50 tahun, semua kehidupan di bumi akan berakhir. Jika semua manusia hilang dari bumi dalam 50 tahun, semua bentuk kehidupan akan sejahtera.”
Sampai pada tahap ini dia telah berhasil membuak cara pandang kita tentang pendidikan dan tentang bagaimana harus mendidik anak-ana kita di sekolah.
Penutup
Ken Robinson menutup presentasinya dengan mengatakan
Yang TED rayakan adalah rahmat dari imajinasi manusia. Kita harus berhati-hati sekarang bagaimana kita menggunakan rahmat ini secara bijaksana, dan kita menghindari beberapa skenario skenario yang telah kita bicarakan. Dan satu-satunya cara kita melakukannya adalah dengan melihat kapasitas kreatif kita dari sisi betapa kayanya mereka, dan melihat anak-anak kita dengan harapan yang mereka miliki.
Kalimat di atas adalah sebuah penegasan bahwa kita harus bisa melihat dari kapasitas manusia yang memiliki daya kreativitas yang luar biasa. Dan bisa melihat anak-anak kita dengan harapan yang mereka miliki.
Kemudian dia melanjutkan dengan kalimat yang mengajak kita (call to action) untuk mendidik anak-anak kita sebaik mungkin supaya mereka siap menghadapi masa depan.
Dan tugas kita adalah mendidik mereka secara keseluruhan, supaya mereka dapat menghadapi masa depan. Kita mungkin tidak akan melihat masa depan tersebut, tapi mereka akan melihatnya. Dan tugas kita adalah membantu mereka untuk berbuat sesuatu akan masa depan itu.
Teknik Pengiriman:
Dalam presentasi Sekolah Membunuh kreativitas, Ken Robinson telah mengajarkan bagaimana teknik-teknik presentasi disampaikan. Ada 3 teknik penting yang bisa kita pelajari. Pertama adalah cerita, kedua humor, dan yang ketika adalah pertanyaan retorikal. Ketiga teknik ini dilakukan dengan baik Oleh Ken Robinson dan ini benar-benar ilmu yang berharga bagi kita untuk menampilkan presentasi yang lebih baik.
Kesimpulannya:
Siapapun kita pada dasarnya kita memiliki peran penting dalam pendidikan anak. Dan pendidikan yang paling baik adalah pendidikan yang membebaskan untuk menjadi diri mereka sendiri, mengarahkan mereka menjadi manusia yang lebih kreatif dan inovatif untuk keberhasilan hidup mereka di masa yang akan datang.
Dan jika Anda ingin menampilkan presentasi yang efektif dan dimulai dengan topik presentasi yang menarik, disampaikan dengan gaya yang khas, memiliki struktur yang jelas dan menggunakan teknik-teknik terbaik. Seperti teknik bercerita, teknik humor dan pertanyaan retorikal.
Bagaimana menurut Anda? Apakah penjelasan di atas menginspirasi Anda dalam hal pendidikan anak dan presentasi. Jika benar, silahkan bagikan komentar Anda melalui kotak komentar dan sebarluaskan ini kepada teman-teman Anda.
Credit Photo: TimWilson
[lastupdated]
Dapetin Sekarang di Sini! >> : Template Presentasi Keren Siap Edit Dengan Efek Animasi dan Tranisisi Efektif dan Dinamis!
assalam
artikelnya menginspirasi banget pak, saya pribadi sependapat.
namun kondisi dilapangan banyak guru yang hanya menekankan hard skill anak, banyak ekstrakurikuler mati. jadi bagaimana langkah yang bisa ditempuh pak, sebgai calon pendidik?..
Dibutuhkan sinergi dari semua elemen pendidikan, termasuk kurikulum. Ini bukan hanya masalah guru, tapi juga masalah pendidikan bangsa. Yang perlu kita lakukan sebagai guru adalah terus berupaya memberikan pembelajaran yang efektif, menarik dan inspiratif untuk anak-anak. Selain itu kita juga harus terus mengembangkan diri. Dan kita juga harus memberikan sumbangsih pikiran, minimal di tingkat sekolah untuk memperbaiki sistem yang ada di sekolah.
Pendidikan di sekolah-sekolah Indonesia juga sangat mematikan kreatifitas. Saya berkomentar di sini sebagai guru yang telah mengajar selama 22 tahun. Kurikulum di Indonesia konon merupakan kurikulum paling padat dan paling berat di dunia. Guru tidak punya kesempatan dan keleluasaan untuk melaksanakan variasi mengajar yang disesuaikan dengan kemampuan murid. Semua murid harus diarahkan kepada bentuk tes yang sama, yaitu UN. Murid harus bagus nilainya di semua pelajaran, tidak peduli bakat dan minatnya. Semoga segera terjadi "Revolusi Damai" di dunia pendidikan Indonesia, karena kurikulum 2013 (yang baru) isinya masih padat dan berat.