Presentasi Marketing: How To Get Your Idea To Spread

Presentasi Marketing: How To Get Your Idea To Spread

Presentasi Marketing Seth Godin

Apapun jenis usaha Anda saat ini, jika Anda ingin orang lain membeli dan menggunakan jasa Anda, inilah pelajaran berharga yang akan Anda dapatkan dari presentasi marketing yang disampaikan oleh Seth Godin ini.

Ada dua hal akan Anda dapatkan dari presentasi ini.

  1. Anda akan belajar teknik presentasi kelas dunia yang great content, great design dan great delivery.
  2. Anda akan belajar bagaimana cara yang benar dan menjual dan memasarkan ide, produk dan jasa Anda

Silakan Anda simak Video Presentasi Marketing Seth Godin di bawah ini.

Sekarang mari kita simak ulasan video presentasi marketing di atas.

Analisis Video Presentasi Marketing

Judul asli: How to get your ideas to spread

Pembukaan

Presentasi ini dibuka dengan sebuah penjelasan beberapa contoh cerita yang akan diceritakan dalam presentasi, kemudian dilanjutkan dengan sebuah cerita tentang roti potong kemudian dilanjutkan dengan pernyataan menarik yang menjadi inti pembukaan presentasi.

Tidak peduli apakah Anda pemilik kedai kopi atau seorang intelektual, atau pemilik bisnis, atau penerbang balon udara. Saya pikir aturan yang sama berlaku bagi semua orang apa pun profesinya. Bahwa kita hidup di abad penyebaran ide. Orang yang paling bisa menyebarkan idenya, apa pun itu, akan menang.

Dengan pembukaan ini audiens jelas akan langsung tahu bahwa menyebarkan ide adalah pokok dari keberhasilan pemasaran. Pembukaan ini juga membuat audiens menjadi ingin tahu bagaimana cara yang benar dalam menyebarkan ide-ide untuk keberhasilan penjualan.

Isi

Setelah berhasil membuka dengan sesuatu yang menarik perhatian, Seth Godin mulai membahas inti presentasi. ia memulai dengan menunjukkan pola lama yang dilakukan oleh indutri dalam melakukan pemasaran. Kemudian Ia melanjutkan dengan membahas tentang penjualan melalui google.

Setelah itu ia menjelasakab bahwa pola lama dalam pemasaran sudah berlaku untuk masa sekarang, ia mengatakan:

Kompleks industri TV telah ada sejak masa kecil saya dan juga Anda. Maksud saya, semua produk ini berhasil karena seseorang menemukan cara untuk berkomunikasi dengan orang-orang saat mereka tidak menduganya. dengan cara yang tidak mereka inginkan, melalui iklan, berulang, dan berulang kali, sampai mereka membeli.

Setelah itu menjelaskan tentang cara pemasaran sudah tidak seperti dulu. Ia tidak hanya menjelaskan tapi juga memberikan contoh nyata, yang intinya orang tidak akan membeli jika mereka tidak peduli.

Kemudian ia menunjukkan bagaimana membuat orang peduli. Ia memberi contoh tentang majalah Hydrate yang sinya 180 halaman semua tentang air dan beberapa cerita yang lain. Sampai kemudian ia membuat sebuah pernyataan menarik. Ia mengatakan:

Dan di dunia di mana terlalu banyak pilihan dan sedikit waktu, pilihan orang umumnya adalah mengabaikannya.

Kemudian ia membuat sebuah analogi dari pernyataan di atas.

Analoginya adalah seperti Anda mengemudi di jalan dan Anda melihat sapi, dan Anda terus saja mengemudi karena Anda sudah biasa melihat sapi. Sapi menjadi tidak tampak, sapi membosankan. Siapa juga yang akan berhenti lalu bilang — lihat, ada sapi. Tidak ada.

Tapi jika ada sapi ungu. Anda pasti akan memperhatikannya. ika semua sapi memang ungu, Anda akan bosan juga dengan itu.

Kemudian ia masuk pada inti dari penyebaran ide. Ia menjelaskan yang menentukan apakah sesuatu dibicarakan, diselesaikan, diubah, apa yang dibeli, apa yang dibangun, adalah – apakah hal itu menarik perhatian. Kemudian ia memberikan banyak contoh tentang keberhasilan yang banyak dicapai dengan kemampuan menyebarkan ide.

Setelah itu ia berkata:

Jadi yang Anda harus temukan adalah orang yang peduli. Yang akan mengacungkan tangan dan berkata, “saya mau mendengar apa yang Anda lakukan selanjutnya,” dan menjual sesuatu kepada mereka.

Inilah adalah pernyataan terakhir sebelum Seth Godin menutup presentasi

Penutup

Secara lengkap inilah kalimat penutupan yang disampaikan Seth Godin.

Contoh terakhir yang ingin saya berikan. Ini adalah peta Soap Lake, Washington. Seperti Anda lihat, terpencil, kota ini ada di tengahnya.

Tapi mereka memang punya danau. Dan orang biasa datang dari sekitarnya untuk berenang di danau. Sekarang tidak lagi. Jadi para sesepuh kota itu berkata. “Kita punya uang. Apa yang bisa kita bangun di sini?” Dan seperti komite pada umumnya, mereka akan membangun sesuatu, cari aman. Lalu ada seniman yang datang — dia adalah seniman sejati– dia ingin membuat lampu lava setinggi 55 kaki di tengah kota. Itu adalah sapi ungu, itu adalah sesuatu yang layak diperhatikan. Saya tidak tahu dengan Anda, tapi jika mereka membangunnya, saya akan ke sana.

Maksud dari penutup di atas adalah untuk memberitu audiens, jika ingin penjualan berhasil, maka pasarkan lah ide dengan cara yang menarik, bahkan paling menarik supaya mendapatkan perhatian orang.

Kesimpulan

Dari analisis presentasi di atas, ada dua kesimpulan yang dapat saya tunjukkan kepada Anda.

Kesimpulan tentang teknik presentasi.

Presentasi marketing di atas memiliki kriteria presentasi hebat, great content, great design dan great delivery. Great content, materi presentasi sulit ditolak oleh audiens, muatan yang disajikan sangat solid, yang sulit dibantah oleh audiens. Great design, jika Anda lihat sama sekali tidak ada slide bullet poin dan kalimat panjang. Semua slide menggunakan gambar dan teks ringkas. Great delivery, presentasi ini menyenangkan karena dibawakan dengan santai, banyak humor-humor cerdas yang dilontarkan.

Kesimpulan isi presentasi.

Supaya berhasil memasarkan ide, produk atau jasa Anda, maka pasarkan ide Anda melalui media yang tepat. Gunakan media yang hanya fokus menjual produk yang sejenis dengan produk Anda.  Kemudian buatlah cara pemasaran Anda menarik, yang membedakan Anda dengan pesaing Anda yang lain.

Demikianlah analisis presentasi marketing yang disampaikan oleh Seth Godin. Silakan Anda simak presentasinya dan baca analisinya. Jika Anda merasa mendapatkan manfaat jangan lupa bagikan kepada ini teman-teman Anda, karena sesungguhnya berbagi tak pernah rugi.

Photo Credit: Joi Ito

[lastupdated]

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *